Pengertian Pendekatan



Pengertian Pendekatan

Dalam proses pembelajaran dikenal beberapa istilah yang memiliki kemiripan makna,

sehingga seringkali orang merasa bingung untuk membedakannya. Istilah-istilah tersebut

adalah:

(1) pendekatan pembelajaran

(2) strategi pembelajaran

(3) metode pembelajaran

(4) teknik pembelajaran

(5) taktik pembelajaran dan

(6) model

pembelajaran. Berikut ini akan dipaparkan istilah-istilah tersebut, dengan harapan dapat

memberikan kejelasaan tentang penggunaan istilah tersebut.

Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita

terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu

proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi,

menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Dilihat

dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1) pendekatan

pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach) dan

(2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered

approach).

Dari pendekatan pembelajaran yang telah ditetapkan selanjutnya diturunkan ke dalam

strategi pembelajaran. Newman dan Logan (Abin Syamsuddin Makmun, 2003)

mengemukakan empat unsur strategi dari setiap usaha, yaitu :

1. Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil (out put) dan

sasaran (target) yang harus dicapai, dengan mempertimbangkan aspirasi dan

selera masyarakat yang memerlukannya.

2. Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama (basic way) yang paling

efektif untuk mencapai sasaran.

3. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah (steps) yang akan dtempuh

sejak titik awal sampai dengan sasaran.

4. Mempertimbangkan dan menetapkan tolok ukur (criteria) dan patokan ukuran

(standard) untuk mengukur dan menilai taraf keberhasilan (achievement) usaha.

Jika kita terapkan dalam konteks pembelajaran, keempat unsur tersebut adalah:

1. Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi tujuan pembelajaran yakni perubahan

profil perilaku dan pribadi peserta didik.

2. Mempertimbangkan dan memilih sistem pendekatan pembelajaran yang

dipandang paling efektif.

3. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah atau prosedur, metode dan

teknik pembelajaran.

4. Menetapkan norma-norma dan batas minimum ukuran keberhasilan atau kriteria

dan ukuran baku keberhasilan.

Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1)

pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered

approach) dan (2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru

(teacher centered approach).

1. Pendekatan Expository

Pendekatan Expository menekankan pada penyampaian informasi yang

disampaikan sumber belajar kepada warga belajar. Melalui pendekatan ini sumber belajar

dapat menyampaikan materi sampai tuntas. Pendekatan Expository lebih tepat digunakan

apabila jenis bahan belajar yang bersifat informatif yaitu berupa konsep-konsep dan

prinsip dasar yang perlu difahami warga belajar secara pasti. Pendekatan ini juga tepat

digunakan apabila jumlah warga belajar dalam kegiatan belajar itu relatif banyak.

Pendekatan expository dalam pembelajaran cenderung berpusat pada sumber

belajar, dengan memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1) adanya dominasi sumber belajar

dalam pembelajaran, 2) bahan belajar terdiri dari konsep-konsep dasar atau materi yang

baru bagi warga belajar, 3) materi lebih cenderung bersifat informasi, 4) terbatasnya

sarana pembelajaran.

Langkah-langkah penggunaan pendekatan Expository

a. Sumber belajar menyampaikan informasi mengenai konsep, prinsip-prinsip dasar

serta contoh-contoh kongkritnya. Pada langkah ini sumber belajar dapat

menggunakan berbagai metode yang dianggap tepat untuk menyampaikan informasi

b. Pengambilan kesimpulan dari keseluruhan pembahasan baik dilakukan oleh sumber

belajar atau warga belajar atau bersama antara sumber belajar dengan warga belajar

Keuntungan dari penggunaan pendekatan Expository adalah sumber belajar dapat

menyampaikan bahan belajar sampai tuntas sesuai dengan rencana yang sudah

ditentukan, bahan belajar yang diperoleh warga belajarnya sifatnya seragam yaitu

diperoleh dari satu sumber, melatih warga belajar untuk menangkap, manafsirkan materi

yang disampaikan oleh sumber belajar, target materi pembelajaran yang perlu

disampaikan mudah tercapai, dapat diikuti oleh warga belajar dalam jumlah relatif

banyak.

Disamping kebaikan ada juga kelemahannya yaitu pembelajaran terlalu berpusat

kepada sumber belajar sehingga terjadi pendominasian kegiatan oleh sumber belajar yang

mengakibatkan kreatifitas warga belajar terhambat. Kelemahan lain yaitu sulit

mengetahui taraf pemahaman warga belajar tentang materi yang sudah diberikan, karena

dalam hal ini tidak ada kegiatan umpan balik.

Untuk mengatasi kelemahan pendekatan ini harus ada usaha dari sumber belajar

tentang jenis metode yang digunakan yaitu setelah penyampaian informasi selesai harus

ada tindak lanjutnya yaitu dengan menggunakan metode bervariasi yang sekiranya

memberikan kesempatan kepada warga belajar untuk mengemukakan permasalahan atau

gagasannya yang ada kaitannya dengan materi yang sudah diberikan.

2. Pendekatan Inquiry

Istilah Inquiry mempunyai kesamaan konsep dengan istilah lain seperti

Discovery, Problem solving dan Reflektif Thinking. Semua istilah ini sama dalam

penerapannya yaitu berusaha untuk memberikan kesempatan kepada warga belajar untuk

dapat belajar melalui kegiatan pengajuan berbagai permasalahan secara sistimatis,

sehingga dalam pembelajaran lebih berpusat pada keaktifan warga belajar. Dalam

kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Inquiry, sumber belajar

menyajikan bahan tidak sampai tuntas, tetapi memberi peluang kepada warga belajar

untuk mencari dan menemukannya sendiri dengan menggunakan berbagai cara

pendekatan masalah. Sebagaimana dikemukakan oleh Bruner bahwa landasan yang

mendasari pendekatan inquiry ini adalah hasil belajar dengan cara ini lebih mudah

diingat, mudah ditransfer oleh warga belajar. Pengetahuan dan kecakapan warga belajar

yang bersangkutan dapat menumbuhkan motif intrinsik karena warga belajar merasa puas

atas penemuannya sendiri.

Pendekatan Inquiry ditujukan kepada cara belajar yang menggunakan cara

penelaahan atau pencarian terhadap sesuatu objek secara kritis dan analitis, sehingga

dapat membentuk pengalaman belajar yang bermakna. Warga belajar dituntut untuk

dapat mengungkapkan sejumlah pertanyaan secara sistimatis terhadap objek yang

dipelajarinya sehingga ia dapat mengambil kesimpulan dari hasil informasi yang

diperolehnya. Peran sumber belajar dalam penggunaan pendekatan Inquiry ini adalah

sebagai pembimbing/fasilitator yang dapat mengarahkan warga belajar dalam kegiatan

pembelajarannya secara efektif dan efisien.

Langkah-langkah yang dapat ditempuh dengan menggunakan pendekatan Inquiry

yaitu sebagaimana dikemukan oleh A.Trabani :

a. Stimulation : Sumber belajar mulai dengan bertanya mengajukan persoalan atau

memberi kesempatan kepada warga belajar untuk membaca atau mendengarkan

uraian yang memuat permasalahan

b. Problem Statement : Warga belajar diberi kesempatan mengidentifikasi berbagai

permasalahan. Permasalahan yang dipilih selanjutnya harus dirumuskan dalam

bentuk pertanyaan atau hipotesis

c. Data Collection : Untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan benar tidaknya

hipotesis itu, warga belajar diberi kesempatan untuk mengumpulkan berbagai

informasi yang relevan, membaca literatur, mengamati objeknya, mewawancarai

nara sumber, uji coba sendiri dan sebagainya.

d. Data Processing : Semua informasi itu diolah, dilacak, diklasifikasikan, ditabulasikan

kalau mungkin dihitung dengan cara tertentu serta ditafsirkan pada tingkat

kepercayaan tertentu.

e. Verification : Berdasarkan hasil pengolahan dan tafsiran atau informasi yang ada

tersebut, pertanyaan atau hipotesis yang telah dirumuskan terdahulu itu kemudian

dicek terbukti atau tidak.

f. Generalization : Berdasarkan hasil verifikasi maka warga belajar menarik

generalisasi atau kesimpulan tertentu.

Adapun langkah secara keseluruhan mulai dari perencanaan sampai evaluasi

tentang penggunaan pendekatan Inquiry adalah sebagai berikut :

a. Kegiatan pemberian dorongan : Kegiatan ini ditujukan untuk menarik perhatian

warga belajar dan mengungkapkan hubungan bahan belajar yang akan dipelajari

dengan bahan belajar yang sudah dikuasai atau dalam keseluruhan bahan belajar

secara utuh

b. Kegiatan penyampaian rencana program pembelajaran. Kegiatan ini ditujukan untuk

mengungkapkan rencana program pembelajaran, termasuk prosedur pembelajaran

yang harus diikuti oleh warga belajar

c. Proses inquiry. Pelaksanaan pembelajaran dapat mengikuti langkah-langkah sebagai

berikut :

1) Pengajuan permasalahan

2) Pengajuan pertanyaan penelitian atau hipotesis

3) Pengumpulan data

4) Penarikan kesimpulan

5) Penarikan generalisasi

d. Umpan balik. Kegiatan ini ditujukan untuk melihat respon warga belajar terhadap

keseluruhan bahan belajar yang telah dipelajari

e. Penilaian. Kegiatan penilaian dilakukan oleh sumber belajar baik secara lisan

maupun tertulis dan atau penampilan.

Dalam penggunaan pendekatan Inquiry, Sumber belajar perlu memperhatikan halhal

sebagai berikut :

a. Warga belajar sudah memiliki pengetahuan konsep dasar yang berhubungan dengan

bahan belajar yang dipelajari

b. Warga belajar memiliki sikap dan nilai tentang keraguan terhadap informasi yang

diterima, keingintahuan, respek terhadap penggunaan fikiran, respek terhadap data,

objektif, keingintahuan dalam pengambilan keputusan, dan toleran dalam

ketidaksamaan

c. Memahami prosedur pelaksanaan penggunaan strategi pembelajaran Inquiry

Apabila pendekatan Inquiry digunakan dalam kegiatan pembelajaran maka

banyak kelebihan yang diperoleh, diantaranya yaitu :

a. Menumbuhkan situasi keakraban diantara warga belajar, karena diberi kesempatan

untuk saling berkomunikasi dalam memecahkan suatu permasalahan

b. Membiasakan berfikir sistimatis dan analitis dalam mengajukan hipotesis dan

pemecahan masalah

c. Membiasakan berfikir objektif dan empirik yang didasarkan atas pengalaman atau

data yang diperoleh

d. Tumbuhnya suasana demokratis dalam pembelajaran

e. Dapat menambah wawasan bagi warga belajar dan sumber belajar karena terjadi

saling tukar pengalaman

Disamping kelebihan dari pendekatan ini juga tidak lepas dari kelemahan yang

mungkin timbul dalam proses pembelajaran yaitu apabila tidak ada kesiapan dan

kemampuan dari warga belajar untuk memecahkan permasalahan maka tujuan

pembelajaran tidak akan tercapai, juga kemungkinan akan terjadi pendominasian oleh

beberapa orang warga belajar yang sudah biasa dalam hal mengemukakan pendapat.

Untuk mengurangi permasalahan yang mungkin muncul, sumber belajar dituntut

memiliki kemampuan dalam hal membimbing dan mengarahkan warga belajar supaya

mereka dapat mengembangkan kemampuannya sesuai dengan potensi yang sudah

dimilikinya.

Pengertian Strategi

Dari pendekatan pembelajaran yang telah ditetapkan selanjutnya diturunkan ke

dalam strategi pembelajaran. Strategi dalam kegiatan pembelajaran dapat diartikan dalam

pengertian secara sempit dan pengertian secara luas. Dalam pengertian sempit bahwa

istilah strategi itu sama dengan pengertian metode yaitu sama-sama merupakan cara

dalam rangka pencapaian tujuan. Dalam pengertian luas sebagaimana dikemukakan

Newman dan Logan (Abin Syamsuddin Makmun, 2003) mengemukakan empat unsur

strategi dari setiap usaha, yaitu:

1. Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil (out put) dan

sasaran (target) yang harus dicapai, dengan mempertimbangkan aspirasi dan selera

masyarakat yang memerlukannya.

2. Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama (basic way) yang paling

efektif untuk mencapai sasaran.

3. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah (steps) yang akan dtempuh

sejak titik awal sampai dengan sasaran.

4. Mempertimbangkan dan menetapkan tolok ukur (criteria) dan patokan ukuran

(standard) untuk mengukur dan menilai taraf keberhasilan (achievement) usaha.

Jika kita terapkan dalam konteks pembelajaran, keempat unsur tersebut adalah:

1. Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi tujuan pembelajaran yakni perubahan profil

perilaku dan pribadi peserta didik.

2. Mempertimbangkan dan memilih sistem pendekatan pembelajaran yang dipandang

paling efektif.

3. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah atau prosedur, metode dan

teknik pembelajaran.

4. Menetapkan norma-norma dan batas minimum ukuran keberhasilan atau kriteria dan

ukuran baku keberhasilan.

Sementara itu, Kemp (Wina Senjaya, 2008) mengemukakan bahwa strategi

pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa

agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Selanjutnya, dengan

mengutip pemikiran J. R David, Wina Senjaya (2008) menyebutkan bahwa dalam strategi

pembelajaran terkandung makna perencanaan. Artinya, bahwa strategi pada dasarnya

masih bersifat konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan diambil dalam suatu

pelaksanaan pembelajaran.

Dilihat dari strateginya, pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian

pula, yaitu: (1) exposition-discovery learning dan (2) group-individual learning

(Rowntree dalam Wina Senjaya, 2008). Ditinjau dari cara penyajian dan cara

pengolahannya, strategi pembelajaran dapat dibedakan antara strategi pembelajaran

induktif dan strategi pembelajaran deduktif.

METODE PEMBELAJARAN

Metode merupakan langkah operasional dari strategi pembelajaran yang dipilih

dalam mencapai tujuan belajar, sehingga bagi sumber belajar dalam menggunakan suatu

metode pembelajaran harus disesuaikan dengan jenis strategi yang digunakan. Ketepatan

penggunaan suatu metode akan menunjukkan fungsionalnya strategi dalam kegiatan

pembelajaran.

Istilah metode dapat digunakan dalam berbagai bidang kehidupan, sebab secara

umum menurut kamus Purwadarminta (1976), metode adalah cara yang telah teratur dan

terfikir baik-baik untuk mencapai sesuatu maksud. Sedangkan menurut Kamus Besar

Bahasa Indonesia, metode adalah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan

pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan. Metode berasal dari

kata method (Inggris), artinya melalui, melewati, jalan atau cara untuk memeroleh

sesuatu.

Berdasarkan pengertian tersebut di atas jelas bahwa pengertian Metode pada

prinsipnya sama yaitu merupakan suatu cara dalam rangka pencapaian tujuan, dalam hal

ini dapat menyangkut dalam kehidupan ekonomi, sosial, politik, maupun keagamaan.

Unsur–unsur metode dapat mencakup prosedur, sistimatik, logis, terencana dan aktivitas

untuk mencapai tujuan. Adapun metode dalam pembahasan ini yaitu metode yang

digunakan dalam proses pembelajaran. Pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap upaya

yang sistimatik dan disengaja untuk menciptakan kondisi-kondisi agar kegiatan

pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien. Dalam kegiatan pembelajaran

tersebut tidak dapat lepas dari interaksi antara sumber belajar dengan warga belajar,

sehingga untuk melaksanakan interaksi tersebut diperlukan berbagai cara dalam

pelaksanaannya. Interaksi dalam pembelajaran tersebut dapat diciptakan interaksi satu

arah, dua arah atau banyak arah. Untuk masing-masing jenis interaksi tersebut maka jelas

diperlukan berbagai metode yang tepat sehingga tujuan akhir dari pembelajaran tersebut

dapat tercapai.

Metode dalam pembelajaran tidak hanya berfungsi sebagai cara untuk

menyampaikan materi saja, sebab sumber belajar dalam kegiatan pembelajaran

mempunyai tugas cakupan yang luas yaitu disamping sebagai penyampai informasi juga

mempunyai tugas untuk mengelola kegiatan pembelajaran sehingga warga belajar dapat

belajar untuk mencapai tujuan belajar secara tepat. Jadi, metode pembelajaran dapat

diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah

disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Berdasarkan hal tersebut maka kedudukan metode dalam pembelajaran

mempunyai ruang lingkup sebagai cara dalam:

1. Pemberian dorongan, yaitu cara yang digunakan sumber belajar dalam rangka

memberikan dorongan kepada warga belajar untuk terus mau belajar

2. Pengungkap tumbuhnya minat belajar, yaitu cara dalam menumbuhkan rangsangan

untuk tumbuhnya minat belajar warga belajar yang didasarkan pada kebutuhannya

3. Penyampaian bahan belajar, yaitu cara yang digunakan sumber belajar dalam

menyampaikan bahan dalam kegiatan pembelajaran

4. Pencipta iklim belajar yang kondusif, yaitu cara untuk menciptakan suasana belajar

yang menyenangkan bagi warga abelajar untuk belajar

5. Tenaga untuk melahirkan kreativitas, yaitu cara untuk menumbuhkan kreativitas

warga belajar sesuai dengan potensi yang dimilikinya

6. Pendorong untuk penilaian diri dalam proses dan hasil belajar, yaitu cara untuk

mengetahui keberhasilan pembelajaran

7. Pendorong dalam melengkapi kelemahan hasil belajar, cara untuk untuk mencari

pemecahan masalah yang dihadapi dalam kegiatan pembelajaran

Strategi pembelajaran sifatnya masih konseptual dan untuk

mengimplementasikannya digunakan berbagai metode pembelajaran tertentu. Dengan

kata lain, strategi merupakan “a plan of operation achieving something” sedangkan

metode adalah “a way in achieving something” (Wina Senjaya (2008). Jadi, metode

pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan

rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai

tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan

untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya: (1) ceramah; (2)

demonstrasi; (3) diskusi; (4) simulasi; (5) laboratorium; (6) pengalaman lapangan; (7)

brainstorming; (8) debat, (9) simposium, dan sebagainya.

TEKNIK PEMBELAJARAN

Selanjutnya metode pembelajaran dijabarkan ke dalam teknik dan gaya pembelajaran.

Dengan demikian, teknik pembelajaran dapat diatikan sebagai cara yang dilakukan

seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Misalkan,

penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif banyak

membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda dengan

penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas. Demikian pula,

dengan penggunaan metode diskusi, perlu digunakan teknik yang berbeda pada kelas

yang siswanya tergolong aktif dengan kelas yang siswanya tergolong pasif. Dalam hal

ini, guru pun dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam koridor metode yang sama.

TAKTIK PEMBELAJARAN

Sementara taktik pembelajaran merupakan gaya seseorang dalam melaksanakan

metode atau teknik pembelajaran tertentu yang sifatnya individual. Misalkan, terdapat

dua orang sama-sama menggunakan metode ceramah, tetapi mungkin akan sangat

berbeda dalam taktik yang digunakannya. Dalam penyajiannya, yang satu cenderung

banyak diselingi dengan humor karena memang dia memiliki sense of humor yang tinggi,

sementara yang satunya lagi kurang memiliki sense of humor, tetapi lebih banyak

menggunakan alat bantu elektronik karena dia memang sangat menguasai bidang itu.

Dalam gaya pembelajaran akan tampak keunikan atau kekhasan dari masing-masing

guru, sesuai dengan kemampuan, pengalaman dan tipe kepribadian dari guru yang

bersangkutan. Dalam taktik ini, pembelajaran akan menjadi sebuah ilmu sekalkigus juga

seni (kiat)

MODEL PEMBELAJARAN

Apabila antara pendekatan, strategi, metode, teknik dan bahkan taktik

pembelajaran sudah terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh maka terbentuklah apa

yang disebut dengan model pembelajaran. Jadi, model pembelajaran pada dasarnya

merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan

secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau

bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.

Berkenaan dengan model pembelajaran, Bruce Joyce dan Marsha Weil (Dedi Supriawan

dan A. Benyamin Surasega, 1990) mengetengahkan 4 (empat) kelompok model

pembelajaran, yaitu: (1) model interaksi sosial; (2) model pengolahan informasi; (3)

model personal-humanistik; dan (4) model modifikasi tingkah laku. Kendati demikian,

seringkali penggunaan istilah model pembelajaran tersebut diidentikkan dengan strategi

pembelajaran.

Untuk lebih jelasnya, posisi hierarkis dari masing-masing istilah tersebut, kiranya dapat

divisualisasikan sebagai berikut:



Di luar istilah-istilah tersebut, dalam proses pembelajaran dikenal juga istilah desain

pembelajaran. Jika strategi pembelajaran lebih berkenaan dengan pola umum dan

prosedur umum aktivitas pembelajaran, sedangkan desain pembelajaran lebih menunjuk

kepada cara-cara merencanakan suatu sistem lingkungan belajar tertentu setelah

ditetapkan strategi pembelajaran tertentu. Jika dianalogikan dengan pembuatan rumah,

strategi membicarakan tentang berbagai kemungkinan tipe atau jenis rumah yang hendak

dibangun (rumah joglo, rumah gadang, rumah modern, dan sebagainya), masing-masing

akan menampilkan kesan dan pesan yang berbeda dan unik. Sedangkan desain adalah

menetapkan cetak biru (blue print) rumah yang akan dibangun beserta bahan-bahan yang

diperlukan dan urutan-urutan langkah konstruksinya, maupun kriteria penyelesaiannya,

mulai dari tahap awal sampai dengan tahap akhir, setelah ditetapkan tipe rumah yang

akan dibangun.

Berdasarkan uraian di atas, bahwa untuk dapat melaksanakan tugasnya secara

profesional, seorang guru dituntut dapat memahami dan memliki keterampilan yang

memadai dalam mengembangkan berbagai model pembelajaran yang efektif, kreatif dan

menyenangkan, sebagaimana diisyaratkan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

Mencermati upaya reformasi pembelajaran yang sedang dikembangkan di Indonesia, para

guru atau calon guru saat ini banyak ditawari dengan aneka pilihan model pembelajaran,

yang kadang-kadang untuk kepentingan penelitian (penelitian akademik maupun

penelitian tindakan) sangat sulit menermukan sumber-sumber literarturnya. Namun, jika

para guru (calon guru) telah dapat memahami konsep atau teori dasar pembelajaran yang

merujuk pada proses (beserta konsep dan teori) pembelajaran sebagaimana dikemukakan

di atas, maka pada dasarnya guru pun dapat secara kreatif mencobakan dan

mengembangkan model pembelajaran tersendiri yang khas, sesuai dengan kondisi nyata

di tempat kerja masing-masing, sehingga pada gilirannya akan muncul model-model

pembelajaran versi guru yang bersangkutan, yang tentunya semakin memperkaya



khazanah model pembelajaran yang telah ada.

Pengertian Pendekatan

Pengertian Pendekatan
Dalam proses pembelajaran dikenal beberapa istilah yang memiliki kemiripan makna,
sehingga seringkali orang merasa bingung untuk membedakannya. Istilah-istilah tersebut
adalah: (1) pendekatan pembelajaran, (2) strategi pembelajaran, (3) metode
pembelajaran; (4) teknik pembelajaran; (5) taktik pembelajaran; dan (6) model
pembelajaran. Berikut ini akan dipaparkan istilah-istilah tersebut, dengan harapan dapat
memberikan kejelasaan tentang penggunaan istilah tersebut.
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita
terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu
proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi,
menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Dilihat
dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1) pendekatan
pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach) dan
(2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered
approach).
Dari pendekatan pembelajaran yang telah ditetapkan selanjutnya diturunkan ke dalam
strategi pembelajaran. Newman dan Logan (Abin Syamsuddin Makmun, 2003)
mengemukakan empat unsur strategi dari setiap usaha, yaitu :
1. Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil (out put) dan
sasaran (target) yang harus dicapai, dengan mempertimbangkan aspirasi dan
selera masyarakat yang memerlukannya.
2. Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama (basic way) yang paling
efektif untuk mencapai sasaran.
3. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah (steps) yang akan dtempuh
sejak titik awal sampai dengan sasaran.
4. Mempertimbangkan dan menetapkan tolok ukur (criteria) dan patokan ukuran
(standard) untuk mengukur dan menilai taraf keberhasilan (achievement) usaha.
Jika kita terapkan dalam konteks pembelajaran, keempat unsur tersebut adalah:
1. Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi tujuan pembelajaran yakni perubahan
profil perilaku dan pribadi peserta didik.
2. Mempertimbangkan dan memilih sistem pendekatan pembelajaran yang
dipandang paling efektif.
3. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah atau prosedur, metode dan
teknik pembelajaran.
4. Menetapkan norma-norma dan batas minimum ukuran keberhasilan atau kriteria
dan ukuran baku keberhasilan.
Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1)
pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered
approach) dan (2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru
(teacher centered approach).
1. Pendekatan Expository
Pendekatan Expository menekankan pada penyampaian informasi yang
disampaikan sumber belajar kepada warga belajar. Melalui pendekatan ini sumber belajar
dapat menyampaikan materi sampai tuntas. Pendekatan Expository lebih tepat digunakan
apabila jenis bahan belajar yang bersifat informatif yaitu berupa konsep-konsep dan
prinsip dasar yang perlu difahami warga belajar secara pasti. Pendekatan ini juga tepat
digunakan apabila jumlah warga belajar dalam kegiatan belajar itu relatif banyak.
Pendekatan expository dalam pembelajaran cenderung berpusat pada sumber
belajar, dengan memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1) adanya dominasi sumber belajar
dalam pembelajaran, 2) bahan belajar terdiri dari konsep-konsep dasar atau materi yang
baru bagi warga belajar, 3) materi lebih cenderung bersifat informasi, 4) terbatasnya
sarana pembelajaran.
Langkah-langkah penggunaan pendekatan Expository
a. Sumber belajar menyampaikan informasi mengenai konsep, prinsip-prinsip dasar
serta contoh-contoh kongkritnya. Pada langkah ini sumber belajar dapat
menggunakan berbagai metode yang dianggap tepat untuk menyampaikan informasi
b. Pengambilan kesimpulan dari keseluruhan pembahasan baik dilakukan oleh sumber
belajar atau warga belajar atau bersama antara sumber belajar dengan warga belajar
Keuntungan dari penggunaan pendekatan Expository adalah sumber belajar dapat
menyampaikan bahan belajar sampai tuntas sesuai dengan rencana yang sudah
ditentukan, bahan belajar yang diperoleh warga belajarnya sifatnya seragam yaitu
diperoleh dari satu sumber, melatih warga belajar untuk menangkap, manafsirkan materi
yang disampaikan oleh sumber belajar, target materi pembelajaran yang perlu
disampaikan mudah tercapai, dapat diikuti oleh warga belajar dalam jumlah relatif
banyak.
Disamping kebaikan ada juga kelemahannya yaitu pembelajaran terlalu berpusat
kepada sumber belajar sehingga terjadi pendominasian kegiatan oleh sumber belajar yang
mengakibatkan kreatifitas warga belajar terhambat. Kelemahan lain yaitu sulit
mengetahui taraf pemahaman warga belajar tentang materi yang sudah diberikan, karena
dalam hal ini tidak ada kegiatan umpan balik.
Untuk mengatasi kelemahan pendekatan ini harus ada usaha dari sumber belajar
tentang jenis metode yang digunakan yaitu setelah penyampaian informasi selesai harus
ada tindak lanjutnya yaitu dengan menggunakan metode bervariasi yang sekiranya
memberikan kesempatan kepada warga belajar untuk mengemukakan permasalahan atau
gagasannya yang ada kaitannya dengan materi yang sudah diberikan.
2. Pendekatan Inquiry
Istilah Inquiry mempunyai kesamaan konsep dengan istilah lain seperti
Discovery, Problem solving dan Reflektif Thinking. Semua istilah ini sama dalam
penerapannya yaitu berusaha untuk memberikan kesempatan kepada warga belajar untuk
dapat belajar melalui kegiatan pengajuan berbagai permasalahan secara sistimatis,
sehingga dalam pembelajaran lebih berpusat pada keaktifan warga belajar. Dalam
kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Inquiry, sumber belajar
menyajikan bahan tidak sampai tuntas, tetapi memberi peluang kepada warga belajar
untuk mencari dan menemukannya sendiri dengan menggunakan berbagai cara
pendekatan masalah. Sebagaimana dikemukakan oleh Bruner bahwa landasan yang
mendasari pendekatan inquiry ini adalah hasil belajar dengan cara ini lebih mudah
diingat, mudah ditransfer oleh warga belajar. Pengetahuan dan kecakapan warga belajar
yang bersangkutan dapat menumbuhkan motif intrinsik karena warga belajar merasa puas
atas penemuannya sendiri.
Pendekatan Inquiry ditujukan kepada cara belajar yang menggunakan cara
penelaahan atau pencarian terhadap sesuatu objek secara kritis dan analitis, sehingga
dapat membentuk pengalaman belajar yang bermakna. Warga belajar dituntut untuk
dapat mengungkapkan sejumlah pertanyaan secara sistimatis terhadap objek yang
dipelajarinya sehingga ia dapat mengambil kesimpulan dari hasil informasi yang
diperolehnya. Peran sumber belajar dalam penggunaan pendekatan Inquiry ini adalah
sebagai pembimbing/fasilitator yang dapat mengarahkan warga belajar dalam kegiatan
pembelajarannya secara efektif dan efisien.
Langkah-langkah yang dapat ditempuh dengan menggunakan pendekatan Inquiry
yaitu sebagaimana dikemukan oleh A.Trabani :
a. Stimulation : Sumber belajar mulai dengan bertanya mengajukan persoalan atau
memberi kesempatan kepada warga belajar untuk membaca atau mendengarkan
uraian yang memuat permasalahan
b. Problem Statement : Warga belajar diberi kesempatan mengidentifikasi berbagai
permasalahan. Permasalahan yang dipilih selanjutnya harus dirumuskan dalam
bentuk pertanyaan atau hipotesis
c. Data Collection : Untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan benar tidaknya
hipotesis itu, warga belajar diberi kesempatan untuk mengumpulkan berbagai
informasi yang relevan, membaca literatur, mengamati objeknya, mewawancarai
nara sumber, uji coba sendiri dan sebagainya.
d. Data Processing : Semua informasi itu diolah, dilacak, diklasifikasikan, ditabulasikan
kalau mungkin dihitung dengan cara tertentu serta ditafsirkan pada tingkat
kepercayaan tertentu.
e. Verification : Berdasarkan hasil pengolahan dan tafsiran atau informasi yang ada
tersebut, pertanyaan atau hipotesis yang telah dirumuskan terdahulu itu kemudian
dicek terbukti atau tidak.
f. Generalization : Berdasarkan hasil verifikasi maka warga belajar menarik
generalisasi atau kesimpulan tertentu.
Adapun langkah secara keseluruhan mulai dari perencanaan sampai evaluasi
tentang penggunaan pendekatan Inquiry adalah sebagai berikut :
a. Kegiatan pemberian dorongan : Kegiatan ini ditujukan untuk menarik perhatian
warga belajar dan mengungkapkan hubungan bahan belajar yang akan dipelajari
dengan bahan belajar yang sudah dikuasai atau dalam keseluruhan bahan belajar
secara utuh
b. Kegiatan penyampaian rencana program pembelajaran. Kegiatan ini ditujukan untuk
mengungkapkan rencana program pembelajaran, termasuk prosedur pembelajaran
yang harus diikuti oleh warga belajar
c. Proses inquiry. Pelaksanaan pembelajaran dapat mengikuti langkah-langkah sebagai
berikut :
1) Pengajuan permasalahan
2) Pengajuan pertanyaan penelitian atau hipotesis
3) Pengumpulan data
4) Penarikan kesimpulan
5) Penarikan generalisasi
d. Umpan balik. Kegiatan ini ditujukan untuk melihat respon warga belajar terhadap
keseluruhan bahan belajar yang telah dipelajari
e. Penilaian. Kegiatan penilaian dilakukan oleh sumber belajar baik secara lisan
maupun tertulis dan atau penampilan.
Dalam penggunaan pendekatan Inquiry, Sumber belajar perlu memperhatikan halhal
sebagai berikut :
a. Warga belajar sudah memiliki pengetahuan konsep dasar yang berhubungan dengan
bahan belajar yang dipelajari
b. Warga belajar memiliki sikap dan nilai tentang keraguan terhadap informasi yang
diterima, keingintahuan, respek terhadap penggunaan fikiran, respek terhadap data,
objektif, keingintahuan dalam pengambilan keputusan, dan toleran dalam
ketidaksamaan
c. Memahami prosedur pelaksanaan penggunaan strategi pembelajaran Inquiry
Apabila pendekatan Inquiry digunakan dalam kegiatan pembelajaran maka
banyak kelebihan yang diperoleh, diantaranya yaitu :
a. Menumbuhkan situasi keakraban diantara warga belajar, karena diberi kesempatan
untuk saling berkomunikasi dalam memecahkan suatu permasalahan
b. Membiasakan berfikir sistimatis dan analitis dalam mengajukan hipotesis dan
pemecahan masalah
c. Membiasakan berfikir objektif dan empirik yang didasarkan atas pengalaman atau
data yang diperoleh
d. Tumbuhnya suasana demokratis dalam pembelajaran
e. Dapat menambah wawasan bagi warga belajar dan sumber belajar karena terjadi
saling tukar pengalaman
Disamping kelebihan dari pendekatan ini juga tidak lepas dari kelemahan yang
mungkin timbul dalam proses pembelajaran yaitu apabila tidak ada kesiapan dan
kemampuan dari warga belajar untuk memecahkan permasalahan maka tujuan
pembelajaran tidak akan tercapai, juga kemungkinan akan terjadi pendominasian oleh
beberapa orang warga belajar yang sudah biasa dalam hal mengemukakan pendapat.
Untuk mengurangi permasalahan yang mungkin muncul, sumber belajar dituntut
memiliki kemampuan dalam hal membimbing dan mengarahkan warga belajar supaya
mereka dapat mengembangkan kemampuannya sesuai dengan potensi yang sudah
dimilikinya.
Pengertian Strategi
Dari pendekatan pembelajaran yang telah ditetapkan selanjutnya diturunkan ke
dalam strategi pembelajaran. Strategi dalam kegiatan pembelajaran dapat diartikan dalam
pengertian secara sempit dan pengertian secara luas. Dalam pengertian sempit bahwa
istilah strategi itu sama dengan pengertian metode yaitu sama-sama merupakan cara
dalam rangka pencapaian tujuan. Dalam pengertian luas sebagaimana dikemukakan
Newman dan Logan (Abin Syamsuddin Makmun, 2003) mengemukakan empat unsur
strategi dari setiap usaha, yaitu:
1. Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil (out put) dan
sasaran (target) yang harus dicapai, dengan mempertimbangkan aspirasi dan selera
masyarakat yang memerlukannya.
2. Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama (basic way) yang paling
efektif untuk mencapai sasaran.
3. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah (steps) yang akan dtempuh
sejak titik awal sampai dengan sasaran.
4. Mempertimbangkan dan menetapkan tolok ukur (criteria) dan patokan ukuran
(standard) untuk mengukur dan menilai taraf keberhasilan (achievement) usaha.
Jika kita terapkan dalam konteks pembelajaran, keempat unsur tersebut adalah:
1. Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi tujuan pembelajaran yakni perubahan profil
perilaku dan pribadi peserta didik.
2. Mempertimbangkan dan memilih sistem pendekatan pembelajaran yang dipandang
paling efektif.
3. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah atau prosedur, metode dan
teknik pembelajaran.
4. Menetapkan norma-norma dan batas minimum ukuran keberhasilan atau kriteria dan
ukuran baku keberhasilan.
Sementara itu, Kemp (Wina Senjaya, 2008) mengemukakan bahwa strategi
pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa
agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Selanjutnya, dengan
mengutip pemikiran J. R David, Wina Senjaya (2008) menyebutkan bahwa dalam strategi
pembelajaran terkandung makna perencanaan. Artinya, bahwa strategi pada dasarnya
masih bersifat konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan diambil dalam suatu
pelaksanaan pembelajaran.
Dilihat dari strateginya, pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian
pula, yaitu: (1) exposition-discovery learning dan (2) group-individual learning
(Rowntree dalam Wina Senjaya, 2008). Ditinjau dari cara penyajian dan cara
pengolahannya, strategi pembelajaran dapat dibedakan antara strategi pembelajaran
induktif dan strategi pembelajaran deduktif.
METODE PEMBELAJARAN
Metode merupakan langkah operasional dari strategi pembelajaran yang dipilih
dalam mencapai tujuan belajar, sehingga bagi sumber belajar dalam menggunakan suatu
metode pembelajaran harus disesuaikan dengan jenis strategi yang digunakan. Ketepatan
penggunaan suatu metode akan menunjukkan fungsionalnya strategi dalam kegiatan
pembelajaran.
Istilah metode dapat digunakan dalam berbagai bidang kehidupan, sebab secara
umum menurut kamus Purwadarminta (1976), metode adalah cara yang telah teratur dan
terfikir baik-baik untuk mencapai sesuatu maksud. Sedangkan menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia, metode adalah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan
pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan. Metode berasal dari
kata method (Inggris), artinya melalui, melewati, jalan atau cara untuk memeroleh
sesuatu.
Berdasarkan pengertian tersebut di atas jelas bahwa pengertian Metode pada
prinsipnya sama yaitu merupakan suatu cara dalam rangka pencapaian tujuan, dalam hal
ini dapat menyangkut dalam kehidupan ekonomi, sosial, politik, maupun keagamaan.
Unsur–unsur metode dapat mencakup prosedur, sistimatik, logis, terencana dan aktivitas
untuk mencapai tujuan. Adapun metode dalam pembahasan ini yaitu metode yang
digunakan dalam proses pembelajaran. Pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap upaya
yang sistimatik dan disengaja untuk menciptakan kondisi-kondisi agar kegiatan
pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien. Dalam kegiatan pembelajaran
tersebut tidak dapat lepas dari interaksi antara sumber belajar dengan warga belajar,
sehingga untuk melaksanakan interaksi tersebut diperlukan berbagai cara dalam
pelaksanaannya. Interaksi dalam pembelajaran tersebut dapat diciptakan interaksi satu
arah, dua arah atau banyak arah. Untuk masing-masing jenis interaksi tersebut maka jelas
diperlukan berbagai metode yang tepat sehingga tujuan akhir dari pembelajaran tersebut
dapat tercapai.
Metode dalam pembelajaran tidak hanya berfungsi sebagai cara untuk
menyampaikan materi saja, sebab sumber belajar dalam kegiatan pembelajaran
mempunyai tugas cakupan yang luas yaitu disamping sebagai penyampai informasi juga
mempunyai tugas untuk mengelola kegiatan pembelajaran sehingga warga belajar dapat
belajar untuk mencapai tujuan belajar secara tepat. Jadi, metode pembelajaran dapat
diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah
disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Berdasarkan hal tersebut maka kedudukan metode dalam pembelajaran
mempunyai ruang lingkup sebagai cara dalam:
1. Pemberian dorongan, yaitu cara yang digunakan sumber belajar dalam rangka
memberikan dorongan kepada warga belajar untuk terus mau belajar
2. Pengungkap tumbuhnya minat belajar, yaitu cara dalam menumbuhkan rangsangan
untuk tumbuhnya minat belajar warga belajar yang didasarkan pada kebutuhannya
3. Penyampaian bahan belajar, yaitu cara yang digunakan sumber belajar dalam
menyampaikan bahan dalam kegiatan pembelajaran
4. Pencipta iklim belajar yang kondusif, yaitu cara untuk menciptakan suasana belajar
yang menyenangkan bagi warga abelajar untuk belajar
5. Tenaga untuk melahirkan kreativitas, yaitu cara untuk menumbuhkan kreativitas
warga belajar sesuai dengan potensi yang dimilikinya
6. Pendorong untuk penilaian diri dalam proses dan hasil belajar, yaitu cara untuk
mengetahui keberhasilan pembelajaran
7. Pendorong dalam melengkapi kelemahan hasil belajar, cara untuk untuk mencari
pemecahan masalah yang dihadapi dalam kegiatan pembelajaran
Strategi pembelajaran sifatnya masih konseptual dan untuk
mengimplementasikannya digunakan berbagai metode pembelajaran tertentu. Dengan
kata lain, strategi merupakan “a plan of operation achieving something” sedangkan
metode adalah “a way in achieving something” (Wina Senjaya (2008). Jadi, metode
pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan
rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai
tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan
untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya: (1) ceramah; (2)
demonstrasi; (3) diskusi; (4) simulasi; (5) laboratorium; (6) pengalaman lapangan; (7)
brainstorming; (8) debat, (9) simposium, dan sebagainya.
TEKNIK PEMBELAJARAN
Selanjutnya metode pembelajaran dijabarkan ke dalam teknik dan gaya pembelajaran.
Dengan demikian, teknik pembelajaran dapat diatikan sebagai cara yang dilakukan
seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Misalkan,
penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif banyak
membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda dengan
penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas. Demikian pula,
dengan penggunaan metode diskusi, perlu digunakan teknik yang berbeda pada kelas
yang siswanya tergolong aktif dengan kelas yang siswanya tergolong pasif. Dalam hal
ini, guru pun dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam koridor metode yang sama.
TAKTIK PEMBELAJARAN
Sementara taktik pembelajaran merupakan gaya seseorang dalam melaksanakan
metode atau teknik pembelajaran tertentu yang sifatnya individual. Misalkan, terdapat
dua orang sama-sama menggunakan metode ceramah, tetapi mungkin akan sangat
berbeda dalam taktik yang digunakannya. Dalam penyajiannya, yang satu cenderung
banyak diselingi dengan humor karena memang dia memiliki sense of humor yang tinggi,
sementara yang satunya lagi kurang memiliki sense of humor, tetapi lebih banyak
menggunakan alat bantu elektronik karena dia memang sangat menguasai bidang itu.
Dalam gaya pembelajaran akan tampak keunikan atau kekhasan dari masing-masing
guru, sesuai dengan kemampuan, pengalaman dan tipe kepribadian dari guru yang
bersangkutan. Dalam taktik ini, pembelajaran akan menjadi sebuah ilmu sekalkigus juga
seni (kiat)
MODEL PEMBELAJARAN
Apabila antara pendekatan, strategi, metode, teknik dan bahkan taktik
pembelajaran sudah terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh maka terbentuklah apa
yang disebut dengan model pembelajaran. Jadi, model pembelajaran pada dasarnya
merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan
secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau
bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.
Berkenaan dengan model pembelajaran, Bruce Joyce dan Marsha Weil (Dedi Supriawan
dan A. Benyamin Surasega, 1990) mengetengahkan 4 (empat) kelompok model
pembelajaran, yaitu: (1) model interaksi sosial; (2) model pengolahan informasi; (3)
model personal-humanistik; dan (4) model modifikasi tingkah laku. Kendati demikian,
seringkali penggunaan istilah model pembelajaran tersebut diidentikkan dengan strategi
pembelajaran.
Untuk lebih jelasnya, posisi hierarkis dari masing-masing istilah tersebut, kiranya dapat
divisualisasikan sebagai berikut:

Di luar istilah-istilah tersebut, dalam proses pembelajaran dikenal juga istilah desain
pembelajaran. Jika strategi pembelajaran lebih berkenaan dengan pola umum dan
prosedur umum aktivitas pembelajaran, sedangkan desain pembelajaran lebih menunjuk
kepada cara-cara merencanakan suatu sistem lingkungan belajar tertentu setelah
ditetapkan strategi pembelajaran tertentu. Jika dianalogikan dengan pembuatan rumah,
strategi membicarakan tentang berbagai kemungkinan tipe atau jenis rumah yang hendak
dibangun (rumah joglo, rumah gadang, rumah modern, dan sebagainya), masing-masing
akan menampilkan kesan dan pesan yang berbeda dan unik. Sedangkan desain adalah
menetapkan cetak biru (blue print) rumah yang akan dibangun beserta bahan-bahan yang
diperlukan dan urutan-urutan langkah konstruksinya, maupun kriteria penyelesaiannya,
mulai dari tahap awal sampai dengan tahap akhir, setelah ditetapkan tipe rumah yang
akan dibangun.
Berdasarkan uraian di atas, bahwa untuk dapat melaksanakan tugasnya secara
profesional, seorang guru dituntut dapat memahami dan memliki keterampilan yang
memadai dalam mengembangkan berbagai model pembelajaran yang efektif, kreatif dan
menyenangkan, sebagaimana diisyaratkan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
Mencermati upaya reformasi pembelajaran yang sedang dikembangkan di Indonesia, para
guru atau calon guru saat ini banyak ditawari dengan aneka pilihan model pembelajaran,
yang kadang-kadang untuk kepentingan penelitian (penelitian akademik maupun
penelitian tindakan) sangat sulit menermukan sumber-sumber literarturnya. Namun, jika
para guru (calon guru) telah dapat memahami konsep atau teori dasar pembelajaran yang
merujuk pada proses (beserta konsep dan teori) pembelajaran sebagaimana dikemukakan
di atas, maka pada dasarnya guru pun dapat secara kreatif mencobakan dan
mengembangkan model pembelajaran tersendiri yang khas, sesuai dengan kondisi nyata
di tempat kerja masing-masing, sehingga pada gilirannya akan muncul model-model
pembelajaran versi guru yang bersangkutan, yang tentunya semakin memperkaya

khazanah model pembelajaran yang telah ada.